Sejarah Desa
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan buku Profil Desa Glempang Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas ini dapat diselesaikan.
Secara Umum Data Profil desa adalah kumpulan data tentang potensi dan perkembangan desa , yang diperlukan untuk perbandingan atau referensi dan sebagai data acuan dalam penyusunan program kegiatan pembangunan Desa serta kebijakan pemerinath desa melaksanakan penyusunan tata ruang wilayah dan penyusunan kebijakan-kebijakan pembangunan lainnya , serta di manfaatkan antara lain untuk :
- Penyajian Data Umum desa
- Penyajian Data sosial desa
- Pelayanan Publik
- Perencanaan Pembangunan Desa
- Pembangunan Demokrasi desa
- Penegakan Hukum Dan Pencegahan Kriminal
Kami menyadari bahwa dalam menyediakan data dan informasi dalam buku Profil Desa Glempang ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buku ini di masa yang akan datang.
Harapan kami,semoga buku ini bermanfaat.
Glempang, Januari 2014
SEJARAH DESA GLEMPANG
Menurut letak gegrafis kata Glempang berasal dari wilayah/letak yang miring, yaitu Glimpang. Sedangakan menurut sejarah jawa orang Glempang pada saat penjajahan Belanda tidak pernah ketangkap oleh tentara Belanda, karena orangnya “ Kecentok menggok, Ketunjang Nyimpang “ artinya orangnya pandai berdiplomasi tidak mau kalah dan orangnya pinter nyimpang. Sehingga kata itupun di kaitkan dengan nama Glempang sampi saat ini.
Dahulu seorang bernama Eyang Satijah membuka hutan di wilayah Desa Glempang. Beliau bersal dari Kalipucang, Pangandaran Jawa Barat. Beliau mempunyai tiga orang anak yaitu :
- Kaswan
- Arsa Santika
- Singa Meja
Saat terjadi perang Diponegoro, Eyang Satijah menikahkan anaknya yang bernama Singa Tirta dengan anaknya Singa Dipa pada masa peralihan Hindu ke Isam. Singa dipapun menjadi Kepala desa pertama di Desa Glempang. Berikut susunan Kepala Desa Glempang :
- Kaswan ( Laki-laki )
- Arsa Santika ( Laki-laki)
- Singa Tirta ( Perempuan)
Saat Perang Diponegoro , Eyang Satijah meningkahkan Putrinya yang bernama SingaTirta
dengan Anaknya Singa Dipa, dan pada masa ini dari hindu beralih ke Islam . Singa Tirta pun menjadi kepala Desa Pertama di Glempang , Berikut susunan Kepala DEsa dar pertama yaitu :
- Singa Tirta
- Reksa Wikrama
- Singa Meja
- Yunar
- Darsun
- Trunawikarta
Menjabat 2 periode ( 23 tahun ) , Pada Jaman Belanda mengundurkan Diri dan setelah kemerdekaan dipilih kembali s / d tahun 1963.
- Sudiro Kartiman periode Tahun 1963 - 1989
- Muthoharperoode Tahun 1989 - 1997
- Darsonoperiode Tahun 1997 - 2013
- WarsitiPeriode Tahun 2013 - 2019
Menurut Geografis Kata Glempang berasal dari wilayah yang miring yaitu “GLIMPANG “. Sedangkan menurut sejarah Jawa Orang Glempang itu pada saat penjajahan Belanda tidak pernah ketangkap krn orangnya “ Kecentok menggok, Ketunjamg Nyimpang “ artinya Orang nya Pintar Ber diplomasi tidak mau kalah dan orang nya pintar nyimpang , sehingga Kata itu di kaitkan dengan Nama Glempang sampai saat ini.
Wilayah Desa Glempang saat itu terbagi menjadi :
1 Tinumpuk ( Dulu daerah Tipar, Daerahnya berbatu tumpuk-tumpuk )
- Glempangwilayah tengah Desa Glempang
- Karang Cengis
- Kedung Gandu ( Kuburan , Gandu = Dengkul )
- Dukuh Sawen ( Ada Pohon Dukuhnya )
- Karang Bawang ( ada Pohon bawang )pada tahun 2007 wilayah ini terjadi Bencana alam yaitu tanah retak dalam satu wilayah tersebut sehingga warga grumbul Karang Bawang sejumlah 46 rumah di relokasi oleh pemerintah dan ditempatkan pada satu wilayah yang dipandang cukup aman dari bencana alam. Wilayah baru ini diberi nama grumbul Dukuh Anyar yang terletak disebelah selatan grumbul dukuh sawen.
Pada saat itu wilayah Desa Glempang sampai dengan wilayah Kaligua gunung (kebun teh) dan pada sekitar tahun 1925 , setelah kemerdekaan sebagian wilayah desa Glempang yang berada di Kaligua Gunung masuk dalam Kabupaten Brebes.
Demikian sejarah singkat Desa Glempang secara garis besar , namun Tim penyusun sejarah sedang berupaya untuk menggali bukti - bukti peninggalan sejarah yang ada sebagai kekayaan milik desa.